Segala puji bagi Allah, semoga sholawat dan salam selalu
terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam, keluarganya, dan para sahabatnya, serta orang orang yang
mendapat petunjuk dari Allah.
Telah berulang kali muncul pertanyaan tentang hukum upacara (ceremoni
) peringatan maulid Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam ;
mengadakan ibadah tertentu pada malam itu, mengucapkan salam atas beliau
dan berbagai macam perbuatan lainnya.
Jawabnya : Harus dikatakan, bahwa tidak boleh mengadakan kumpul
kumpul / pesta pesta pada malam kelahiran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wa sallam, dan juga malam lainnya, karena hal itu merupakan suatu
perbuatan baru (bid’ah ) dalam agama, selain Rasulullah belum pernah
mengerjakanya, begitu pula Khulafaaurrasyidin, para sahabat lain dan
para Tabi’in yang hidup pada kurun paling baik, mereka adalah kalangan
orang orang yang lebih mengerti terhadap sunnah, lebih banyak mencintai
Rasulullah dari pada generasi setelahnya, dan benar benar menjalankan
syariatnya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
” ãä ÃÍÜÏË Ýí ÃãÜÑäÇ åÐÇ ãÇ áíÓ ãäÜå ÝåÜæ ÑÏ “¡ Ãí ãÜÑÏæÏ.
“Barang siapa mengada adakan ( sesuatu hal baru ) dalam urusan ( agama )
kami yang ( sebelumnya ) tidak pernah ada, maka akan ditolak”.
Dalam hadits lain beliau bersabda :
” Úáíßã ÈÓäÊí æÓäÉ ÇáÎáÝÇÁ ÇáÑÇÔÏíä ÇáãåÏííä ÈÚÏí¡ ÊãÓßæÇ ÈåÇ æÚÖæÇ
ÚáíåÇ ÈÇáäæÇÌС æÅíÇßã æãÍÏËÇÊ ÇáÃãæÑ ÝÅä ßá ãÍÏËÉ ÈÏÚÉ æßá ÈÏÚÉ ÖáÇáÉ
“.
“Kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku (setelah Al qur’an) dan
sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk Allah sesudahku,
berpeganglah dengan sunnah itu, dan gigitlah dengan gigi geraham kalian
sekuat kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru ( dalam agama ), karena
setiap perbuatan baru itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat” (
HR. Abu Daud dan Turmudzi ).
Maka dalam dua hadits ini kita dapatkan suatu peringatan keras, yaitu
agar kita senantiasa waspada, jangan sampai mengadakan perbuatan bid’ah
apapun, begitu pula mengerjakannya.
Firman Allah ta’ala dalam kitab-Nya :
] æãÇ ÂÊÇßã ÇáÑÓæá ÝÎÐæå æãÇ äåÇßã Úäå ÝÇäÊåæÇ æÇÊÞæÇ Çááå Åä Çááå ÔÏíÏ ÇáÚÞÇÈ [
“Dan apa yang dibawa Rasul kepadamu, maka terimalah ia, dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah ia, dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah keras siksaan- Nya” ( QS. Al Hasyr 7 ).
] ÝáíÍÜÐÑ ÇáÐíä íÎÇáÝÜæä Úä ÃãÜÑå Ãä ÊÕíÈÜåã ÝÊäÉ Ãæ íÕíÈÜåã ÚÐÇÈ Ãáíã [
“Karena itu hendaklah orang orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan
ditimpa cobaan atau adzab yang pedih” ( QS. An Nur, 63 ).
] áÞÏ ßÇä áßã Ýí ÑÓæá Çááå ÃÓæÉ ÍÓäÉ áãä ßÇä íÑÌæ Çááå æÇáíæã ÇáÂÎÑ æÐßÑ Çááå ßËíÑÇ [
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang orang yang
mengharap (rahmat ) Allah, dan ( kedatangan ) hari kiamat, dan dia
banyak menyebut Allah” ( QS. Al Ahzab,21 ).
] æÇáÓÇÈÞæä ÇáÃæáæä ãä ÇáãåÇÌÑíä æÇáÃäÕÇÑ æÇáÐíä ÇÊÈÚæåã ÈÅÍÓÇä ÑÖí Çááå
Úäåã æÑÖæÇ Úäå æÃÚÏ áåã ÌäÇÊ ÊÌÑí ÊÍÊåÇ ÇáÃäåÇÑ ÎÇáÏíä ÝíåÇ ÃÈÏÇ Ðáß
ÇáÝæÒ ÇáÚÙíã [
“Orang orang terdahulu lagi pertama kali (masuk Islam ) diantara
orang orang Muhajirin dan Anshor dan orang orang yang mengikuti mereka
dalam kebaikan itu, Allah ridho kepada mereka, dan merekapun ridho
kepadaNya, serta Ia sediakan bagi mereka syurga syurga yang disana
mengalir beberapa sungai, mereka kekal didalamnya, itulah kemenangan
yang besar” ( QS, At taubah, 100 ).
] Çáíæã ÃßãáÊ áßã ÏíäßÜã æÃÊããÊ ÚáíßÜã äÚãÊí æÑÖíÊ áßÜã ÇáÅÓáÇã ÏíäÇ [
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridlai Islam itu sebagai agama bagimu” (
QS. Al Maidah, 3 ).
Dan masih banyak lagi ayat ayat yang menerangkan kesempurnaan Islam
dan melarang melakukan bid’ah karena mengada-adakan sesuatu hal baru
dalam agama, seperti peringatan peringatan ulang tahun, berarti
menunjukkan bahwasanya Allah belum menyempurnakan agamaNya buat umat
ini, berarti juga Rasulullah itu belum menyampaikan apa apa yang wajib
dikerjakan umatnya, sehingga datang orang orang yang kemudian mengada
adakan sesuatu hal baru yang tidak diperkenankan oleh Allah, dengan
anggapan bahwa cara tersebut merupakan sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Tidak diragukan lagi, bahwa cara tersebut terdapat bahaya
yang besar, lantaran menentang Allah ta’ala, begitu pula ( lantaran )
menentang Rasulullah. Karena sesungguhnya Allah telah menyempurnakan
agama ini bagi hamba-Nya, dan telah mencukupkan ni’mat-Nya untuk mereka.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalahnya
secara keseluruhan, tidaklah beliau meninggalkan suatu jalan menuju
syurga, serta menjauhi diri dari neraka, kecuali telah diterangkan oleh
beliau kepada seluruh ummatnya sejelas jelasnya.
Sebagaimana telah disabdakan dalam haditsnya, dari Ibnu Umar rodhiAllah ‘anhu bahwa beliau bersabda
” ãÇ ÈÚË Çááå ãä äÈí ÅáÇ ßÇä ÍÞÇ Úáíå Ãä íÏá ÃãÊå Úáì ÎíÑ ãÇ íÚáãå áåã æíäÐÑåã Úä ÔÑ ãÇ íÚáãå áåã “.
“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, melainkan diwajibkan baginya agar
menunjukkan kepada umatnya jalan kebaikan yang telah diajarkan kepada
mereka, dan memperingatkan mereka dari kejahatan ( hal hal tidak baik )
yang telah ditunjukkan kepada mereka” ( HR. Muslim ).
Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam adalah Nabi terbaik diantara Nabi Nabi lain, beliau merupakan
penutup bagi mereka ; seorang Nabi paling lengkap dalam menyampaikan
da’wah dan nasehatnya diantara mereka itu semua.
Jika seandainya upacara peringatan maulid Nabi itu betul betul datang
dari agama yang diridloi Allah, niscaya Rasulullah menerangkan kepada
umatnya, atau beliau menjalankan semasa hidupnya, atau paling tidak,
dikerjakan oleh para sahabat. Maka jika semua itu belum pernah terjadi,
jelaslah bahwa hal itu bukan dari ajaran Islam sama sekali, dan
merupakan seuatu hal yang diada adakan ( bid’ah ), dimana Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah memperingatkan kepada umatnya agar
supaya dijauhi, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam dua hadits
diatas, dan masih banyak hadits hadits lain yang senada dengan hadits
tersebut, seperti sabda beliau dalam salah satu khutbah Jum’at nya :
” ÃãÇ ÈÚÏ¡ ÝÅä ÎíÑ ÇáÍÏíË ßÊÇÈ Çááå¡ æÎíÑ ÇáåÏí åÏí ãÍãÏ Õáì Çááå Úáíå æÓáã æÔÑ ÇáÃãæÑ ãÍÏËÇÊåÇ¡ æßá ÈÏÚÉ ÖáÇáÉ “.
“Adapun sesudahnya, sesungguhnya sebaik baik perkataan ialah kitab
Allah (Al Qur’an), dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek jelek perbuatan ( dalam agama)
ialah yang diada adakan (bid’ah), sedang tiap tiap bid’ah itu
kesesatan” ( HR. Muslim ).
Masih banyak lagi ayat ayat Al Qur’an serta hadits hadits yang
menjelaskan masalah ini, berdasarkan dalil dalil inilah para ulama
bersepakat untuk mengingkari upacara peringatan maulid Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan memperingatkan agar waspada
terhadapnya.
Tetapi orang orang yang datang kemudian menyalahinya, yaitu dengan
membolehkan hal itu semua selama di dalam acara itu tidak terdapat
kemungkaran seperti berlebih lebihan dalam memuji Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam, bercampurnya laki laki dan perempuan (yang bukan
mahram), pemakaian alat alat musik dan lain sebagainya dari hal hal yang
menyalahi syariat, mereka beranggapan bahwa ini semua termasuk bid’ah
hasanah padahal kaidah syariat mengatakan bahwa segala sesuatu yang
diperselisihkan oleh manusia hendaknya dikembalikan kepada Al Qur’an dan
sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman :
] íÇ ÃíåÇ ÇáÐíä ÂãäæÇ ÃØíÚæÇ Çááå æÃØíÚæÇ ÇáÑÓæá æÃæáí ÇáÃãÑ ãäßã ÝÅä
ÊäÇÒÚÊã Ýí ÔíÁ ÝÑÏæå Åáì Çááå æÇáÑÓæá Åä ßäÊã ÊÄãäæä ÈÇááå æÇáíæã ÇáÂÎÑ
Ðáß ÎíÑ æÃÍÓä ÊÃæíáÇ [
“Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah, dan taatilah Rasul (Nya),
dan Ulil Amri ( pemimpin) diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Qur’an
) dan Rasul ( Al Hadits), jika kamu benar benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama ( bagimu ) dan
lebih baik akibatnya” ( QS. An nisa’, 59 ).
] æãÇ ÇÎÊáÝÊã Ýíå ãä ÔíÁ ÝÍßãå Åáì Çááå Ðáßã Çááå ÑÈí Úáíå ÊæßáÊ æÅáíå ÃäíÈ [
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah )
kepada Allah ( yang mempunyai sifat sifat demikian ), itulah Tuhanku,
Kepada -Nya- lah aku bertawakkal dan kepada –Nya- lah aku kembali” ( QS.
Asy syuro, 10 ).
Ternyata setelah masalah ini (hukum upacara maulid Nabi) kita
kembalikan kepada kitab Allah ( Al Qur’an ), kita dapatkan suatu
perintah yang menganjurkan kita agar mengikuti apa apa yang dibawa oleh
Rasulullah, menjauhi apa apa yang dilarang oleh beliau, dan (Al Qur’an )
memberi penjelasan pula kepada kita bahwasanya Allah subhaanahu wa
ta’ala telah menyempurnakan agama umat ini.
Dengan demikian upacara peringatan maulid Nabi ini tidak sesuai
dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
maka ia bukan dari ajaran agama yang telah disempurnakan oleh Allah
subhaanahu wa ta’ala kepada kita, dan diperintahkan agar mengikuti
sunnah Rasul, ternyata tidak terdapat keterangan bahwa beliau telah
menjalankannya, (tidak) memerintahkannya, dan (tidak pula) dikerjakan
oleh sahabat sahabatnya.
Berarti jelaslah bahwasanya hal ini bukan dari agama, tetapi ia
adalah merupakan suatu perbuatan yang diada adakan, perbuatan yang
menyerupai hari hari besar ahli kitab, Yahudi dan Nasrani.
Hal ini jelas bagi mereka yang mau berfikir, berkemauan mendapatkan yang
haq, dan mempunyai keobyektifan dalam membahas ; bahwa upacara
peringatan maulid Nabi bukan dari ajaran agama Islam, melainkan
merupakan bid’ah bid’ah yang diada adakan, dimana Allah memerintahkan
RasulNya agar meninggalkanya dan memperingatkan agar waspada
terhadapnya, tak layak bagi orang yang berakal tertipu karena perbuatan
perbuatan tersebut banyak dikerjakan oleh orang banyak diseluruh jagat
raya, sebab kebenaran (Al Haq) tidak bisa dilihat dari banyaknya pelaku
(yang mengerjakannya), tetapi diketahui atas dasar dalil dalil syara’.
Sebagaimana Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman tentang orang orang Yahudi dan Nasrani :
] æÞÇáæÇ áä íÏÎá ÇáÌäÉ ÅáÇ ãä ßÇä åæÏÇ Ãæ äÕÇÑì Êáß ÃãÇäíåã Þá åÇÊæÇ ÈÑåÇäßã Åä ßäÊã ÕÇÏÞíä [
“Dan mereka ( Yahudi dan Nasrani ) berkata : sekali kali tak (seorangpun
) akan masuk sorga, kecuali orang orang yang beragama Yahudi dan
Nasrani. Demikian itu (hanya) angan angan mereka yang kosong belaka ;
katakanlah : tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang orang yang
benar” ( QS. Al Baqarah, 111 ).
] æÅä ÊØÚ ÃßËÑ ãä Ýí ÇáÃÑÖ íÖáæß Úä ÓÈíá Çááå Åä íÊÈÚæä ÅáÇ ÇáÙä æÅä åã ÅáÇ íÎÑÕæä [
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang orang yang berada dimuka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah ; mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak lain hanyalah
menyangka-nyangka” ( QS. Al An’am, 116 ).
Lebih dari itu, upacara peringatan maulid Nabi ini – selain bid’ah
–tidak lepas dari kemungkaran kemungkaran, seperti bercampurnya laki
laki dan perempuan ( yang bukan mahram ), pemakaian lagu lagu dan bunyi
bunyian, minum minuman yang memabukkan, ganja dan kejahatan kejahatan
lainya yang serupa.
Kadangkala terjadi juga hal yang lebih besar dari pada itu, yaitu
perbuatan syirik besar, dengan sebab mengagung agungkan Rasulullah
secara berlebih lebihan atau mengagung agungkan para wali, berupa
permohonan do’a, pertolongan dan rizki. Mereka percaya bahwa Rasul dan
para wali mengetahui hal hal yang ghoib, dan macam macam kekufuran
lainnya yang sudah biasa dilakukan orang banyak dalam upacara malam
peringatan maulid Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam itu.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
” ÅíÇßã æÇáÛáæ Ýí ÇáÏíä¡ ÝÅäãÇ Ãåáß ãä ßÇä ÞÈáßã ÇáÛáæ Ýí ÇáÏíä “.
“Janganlah kalian berlebih lebihan dalam agama, karena berlebih lebihan
dalam agama itu telah menghancurkan orang orang sebelum kalian”.
” áÇ ÊØÑæäí ßãÇ ÃØÑÊ ÇáäÕÇÑì ÇÈä ãÑíã¡ ÅäãÇ ÃäÇ ÚÈÏ¡ ÝÞæáæÇ ÚÈÏ Çááå æÑÓæáå ” ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí Ýí ÕÍíÍå ãä ÍÏíË ÚãÑ ÑÖí Çááå Úäå.
“Janganlah kalian berlebih lebihan dalam memujiku sebagaimana orang
orang Nasrani memuji anak Maryam, Aku tidak lain hanyalah seorang hamba,
maka katakanlah : hamba Allah dan Rasul Allah” ( HR. Bukhori dalam
kitab shohihnya, dari hadits Umar, Radliyallahu ‘anhu ).
Yang lebih mengherankan lagi yaitu banyak diantara manusia itu ada
yang betul betul giat dan bersemangat dalam rangka menghadiri upacara
bid’ah ini, bahkan sampai membelanya, sedang mereka berani meninggalkan
sholat Jum’at dan sholat jama’ah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada
mereka, dan sekali kali tidak mereka indahkan. Mereka tidak sadar kalau
mereka itu telah mendatangkan kemungkaran yang besar, disebabkan karena
lemahnya iman kurangnya berfikir, dan berkaratnya hati mereka, karena
bermacam macam dosa dan perbuatan maksiat. Marilah kita sama sama
meminta kepada Allah agar tetap memberikan limpahan karuniaNya kepada
kita dan kaum muslimin.
Diantara pendukung maulid itu ada yang mengira, bahwa pada malam
upacara peringatan tersebut Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
datang, oleh kerena itu mereka berdiri menghormati dan menyambutnya, ini
merupakan kebatilan yang paling besar, dan kebodohan yang paling nyata.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan bangkit dari
kuburnya sebelum hari kiamat, tidak berkomunikasi kepada seorangpun, dan
tidak menghadiri pertemuan pertemuan umatnya, tetapi beliau tetap
tinggal didalam kuburnya sampai datang hari kiamat, sedangkan ruhnya
ditempatkan pada tempat yang paling tinggi (‘Illiyyin ) di sisi
TuhanNya, itulah tempat kemuliaan.
Firman Allah dalam Al Qur’an :
] Ëã Åäßã ÈÚÏ Ðáß áãíÊæä Ëã Åäßã íæã ÇáÞíÇãÉ ÊÈÚËæä [
“Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian pasti mati, kemudian
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan ( dari kuburmu ) di hari
kiamat” ( QS. Al Mu’minun, 15-16 ).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
” ÃäÇ Ãæá ãä íäÔÞ Úäå ÇáÞÈÑ íæã ÇáÞíÇãÉ¡ æÃäÇ Ãæá ÔÇÝÚ æÃæá ãÔÝÚ ”
“Aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan / dibangunkan
diantara ahli kubur pada hari kiamat, dan aku adalah orang yang pertama
kali memberi syafa’at dan diizinkan memberikan syafa’at”.
Ayat dan hadits diatas, serta ayat ayat dan hadits hadits yang lain
yang semakna menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam dan mayat mayat yang lainnya tidak akan bangkit kembali kecuali
sesudah datangnya hari kebangkitan. Hal ini sudah menjadi kesepakatan
para ulama, tidak ada pertentangan diantara mereka.
Maka wajib bagi setiap individu muslim memperhatikan masalah masalah
seperti ini, dan waspada terhadap apa apa yang diada adakan oleh orang
orang bodoh dan kelompoknya, dari perbuatan perbuatan bid’ah dan
khurafat khurafat, yang tidak diturunkan oleh Allah subhaanahu wa
ta’ala. Hanya Allah lah sebaik baik pelindung kita, kepada-Nyalah kita
berserah diri dan tidak ada kekuatan serta kekuasaan apapun kecuali
kepunyaan-Nya.
Sedangkan ucapan sholawat dan salam atas Rasulullah adalah merupakan
pendekatan diri kepada Allah yang paling baik, dan merupakan perbuatan
yang baik, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :
] Åä Çááå æãáÇÆßÊå íÕáæä Úáì ÇáäÈí íÇ ÃíåÇ ÇáÐíä ÂãäæÇ ÕáæÇ Úáíå æÓáãæÇ ÊÓáíãÇ [
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat malaikatNya bersholawat kepada Nabi,
hai orang orang yang beriman, bersholawatlah kalian atas Nabi dan
ucapkanlah salam dengan penghormatan kepadanya” ( QS. Al Ahzab, 56 ).
Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
” ãä Õáì Úáí æÇÍÏÉ Õáì Çááå Úáíå ÈåÇ ÚÔÑÇ “.
“Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepadaku sekali, maka Allah akan
bersholawat ( memberi rahmat ) kepadanya sepuluh kali lipat.”
Sholawat itu disyariatkan pada setiap waktu, dan hukumnya Muakkad
jika diamalkan pada ahir setiap sholat, bahkan sebagian para ulama
mewajibkannya pada tasyahud ahir di setiap sholat, dan sunnah muakkadah
pada tempat lainnya, diantaranya setelah adzan, ketika disebut nama
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pada hari Jum’at dan malamnya,
sebagaimana hal itu diterangkan oleh hadits hadits yang cukup banyak
jumlahnya.
Allah lah tempat kita memohon, untuk memberi taufiq kepada kita
sekalian dan kaum muslimin, dalam memahami agama Nya, dan memberi mereka
ketetapan iman, semoga Allah memberi petunjuk kepada kita agar tetap
kosisten dalam mengikuti sunnah, dan waspada terhadap bid’ah, karena
Dialah MahaPemurah dan MahaMulia, semoga pula sholawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam.
(Dikutip dari ÇáÍÐÑ ãä ÇáÈÏÚ Tulisan Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz
Bin Baz, Mufti Saudi Arabia. Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia.
Edisi Indonesia “Waspada terhadap Bid’ah”)
http://salafy.or.id/blog/2004/01/25/perayaan-maulid-rasulullah-dalam-sorotan-islam/