BTemplates.com

Pages

Kamis, 26 Maret 2015

NASEHAT DAN DOA KEMENANGAN UNTUK PENDUDUK YAMAN


Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
.........................................................

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه، أما بعد :
Aku tujukan nasehat ini kepada penduduk Yaman,
UNTUK BERPERANG melawan RAFIDHAH, musuh Allah, musuh Rasul-Nya, dan musuh para shahabat.
Rafidhah itu adalah orang-orang yang menikam (mencela) para shahabat, menyimpangkan al-Qur'anul Karim, dan mencela para isteri Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Sallam.
Sungguh, Demi Allah, kehormatan Rasulullah, para shahabatnya, dan para isteri beliau benar-benar LEBIH MAHAL, LEBIH MAHAL, LEBIH MAHAL dibandingkan kehormatan, jiwa, dan harta kalian ribuan kali.
Maka PERANGILAH mereka dalam rangka BERJIHAD FI SABILILLAH dan MENINGGIKAN KALIMAT ALLAH Tabaraka wa Ta'ala.
Dan ikhlashkan dalam amal tersebut untuk Allah 'Azza wa Jalla ….
"Apabila kalian menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian."
Tolonglah (belalah) agama Allah.
Demi Allah, jihad ini adalah JIHAD DEMI MEMBELA AGAMA ALLAH. Maka ikhlaskan niat untuk Allah 'Azza wa Jalla. Bersemangatlah kalian dengan benar-benar semangat untuk MENGHANCURKAN ORANG-ORANG JAHAT TERSEBUT. Musuh Allah, musuh Rasul-Nya, dan musuh para shahabat yang mulia.
Ikhlashkan niat untuk Allah Tabaraka wa Ta'ala , Ikhlashkan niat untuk Allah Tabaraka wa Ta'ala , "Apabila kalian menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian."
Yakinlah KEMENANGAN bersama kalian, apabila IKHLASH karena Allah Tabaraka wa Ta'ala dan kalian berperang demi meninggikan kalimat Allah Tabaraka wa Ta'ala
Yakinlah dengan pertolongan Allah. Janji Allah, Allah tidak akan melanggar janji.
Hati-hati WASPADALAH kalian dari berperang dalam rangka tujuan-tujuan lain. Murnikanlah niat tersebut demi meninggikan kalimat Allah Tabaraka wa Ta'ala dan demi membela agama Allah 'Azza wa Jalla, membela Rasul-Nya dan membela para shahabatnya yang mulia.
Barakallah fikum
الله ينصركم، الله ينصركم، الله ينصركم
Semoga Allah MEMENANGKAN KALIAN,
Semoga Allah MEMENANGKAN KALIAN,
Semoga Allah MEMENANGKAN KALIAN,
.................................
Nasehat ini disampaikan pada
Rabu, 5 Jumadal Akhirah 1436 H
••••••••••••••••••••••


Sumber : www.manhajul-anbiya.net

AWAS KESYIRIKAN PADA LAGU " YAA THAYBAH "

Ada apa dengan lagu nasyid “Ya Thaybah” ? 
STOP!
PERHATIKANLAH HAL BERIKUT INI!!
Berkata al’Allamah Shalih asSuhaimiyhafizhahullah:
https://m.youtube.com/watch?v=e5G9zRpYdNc
“Ya Thaybah …! Ya Thaybah…! “
Ini adalah SYIRIK. Iya. Ini jelas syirik.
Engkau memanggil/menyeru/berdoa kepada Thaybah, yaitu orang selain Allah.
“Ya Dawal ‘ayanaa”
(Wahai yang menyembuhkan penyakit kami)
Siapa yang bisa menyembuhkan orang yang sakit?!!! Allah ataukah Thaybah ?!!
Jika engkau berdoa kepada Thaybah untuk menyembuhkanmu maka engkau telah musyrik !!
Dan sekarang ini lagu tersebut diputar/diedarkan bebas di berbagai handphone (bahkan di tengah-tengah anak-anak kecil) dan beredar-luas di semua tempat !!
stop ya thoybah
Catatan:
Lirik lagu ini di Indonesia dipopulerkan oleh seorang biduanpria bernama Hadad Alwi hadahullah..
Perhatikan teksnya yang sangat membahayakan Aqidah Islamiyah.
: يَا طَيْبَةْ
يَا طَيْبَة يَا طَيْبَة يَا دَوَالْعيَا نَا
.اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَدَانَا، وَالْهَوَى نَدَانَا
يَا عَلِىَّ ابْنَ اَ بِى طَا لِبْ
مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ
يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ
عِنْدُكُمْ اَفضَلُل الغِلمَاَنَ اَفضَلُل الغِلمَاَ نَ
اَسْيَادِي الْحَسَنْ وَالحُسيْنِ
اِلَى النَّبِيِ قُرَّ ةْ عَيْنِ
يَا شَبَا بَ الجَنَّتَيْنِ
جَدُّكُمْ صَا حِبُ القُرْ آنَ  صَا حِبُ القُرْ آنَ
SANG PENAWAR
Wahai sang penawar derita
kami merindukanmu
wahai sang penawar
Wahai Ali putera Abi Tholib
darimulah sumber keutamaan
aduhai, mungkinkah aku, (mendapatkan petunjukmu)
sementara tirai menghalangiku
sedang disisimulah sebaik-baik tempat pengabdian
Wahai Al-Hasan dan Al-Husain
Cahaya mata Rasul Alloh
Wahai penghulu pemuda sorga
kakekmu penyampai firman Alloh, Al-Qur’an

Sumber : http://mahad-ibnulqoyyim.com/?p=261

Selasa, 24 Maret 2015

MENGINGAT KEMBALI : NASIHAT SYAIKH KHALID BIN DHAHAWI AZH-ZHAFIRI HAFIZHAHULLAH TA’ALA



 Bismillahirrahmanir Rahim
KALIMAT PENUTUP DAURAH MASYAYIKH, YANG DISAMPAIKAN OLEH SYAIKH KHALID BIN DHAHAWI AZH-ZHAFIRI HAFIZHAHULLAH TA’ALA
20 SYA’BAN 1432 H / 21 JULI 2011 M

Satu kalimat dipagi hari ini, disebabkan karena tidak lama lagi kami akan melanjutkan perjalanan Insya Allah, maka saya berkata:
Pada hakekatnya, kami berterima kasih kepada kalian atas kesungguhan kalian untuk hadir (dalam daurah ini) dan semangat kalian untuk menuntut ilmu, dan perhatian kalian dan kemuliaan kalian dalam menjamu para tamu. Hal ini sangat jarang kami dapati di negeri- negeri yang lain. Sebagaimana yang telah kami katakan: bahwa tidaklah kami keluar meninggalkan negeri ini melainkan kami selalu merasa rindu untuk kembali lagi kepadanya, disebabkan apa yang kami saksikan dari persaudaraan yang jujur, dan perhatian yang besar kepada ilmu dari para ikhwan disini, dan pada kalian seluruhnya insya Allah.
Maka saya ingin wasiatkan kepada kalian wahai saudara-saudaraku karena Allah, aku nasehatkan untuk diriku dan juga kalian:

Pertama: untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, dan senantiasa ta’at kepada-Nya, menjauh dari berbagai macam syubhat dan syahwat, menjauh dari jalan syaitan, sebab bertaqwa kepada Allah merupakan keselamatan.
Sebagaimana aku nasehatkan kalian untuk perhatian terhadap ilmu, membaca kitab- kitab, dan bersungguh- sungguh padanya, mendengarkan kaset- kaset dan syrah- syarah dari kitab- kitab para ulama yang telah dikenal, dan tidak mengambil dari siapa saja yang didengar dan dibaca kitab- kitabnya, namun harus engkau mengetahui bahwa orang ini termasuk dari kalangan ahli ilmu yang dipercaya ilmu, manhaj dan juga aqidahnya, sehingga engkau tidak terjerumus kedalam syubhat yang dia sampaikan dalam keadaan kamu tidak merasakannya. Kalian harus menambah perhatian terhadap ilmu dan menuntut ilmu.
Kemudian aku nasehatkan pula kalian untuk bersungguh- sungguh pula dalam mempelajari bahasa Arab, cukup banyak dikalangan para ikhwan yang kami datang setiap tahun namun dia tetap saja berada dalam level yang sama dalam bahasa arab (tidak ada peningkatan,pen), tentu ini merupakan satu kekurangan.
Seorang penuntut ilmu, dia tidak mempelajari dan memperluas ilmunya hingga dia benar- benar menekuni bahasa Arab. Mayoritas kitab-kitab para ulama dan kebanyakannya dengan bahasa ini, Al-qur’an dan as-sunnah juga dengan bahasa ini. Kami tidak mengingkari kesungguhan para ikhwan dalam penerjemahan, dan yang semisalnya, namun ini tidaklah mencukupi dari membaca kitab- kitab yang berbahasa Arab, sebab penerjamahan tersebut tergantung pada pemahaman seorang penerjemah dan kepandaiannya dalam bahasa Arab, dan manusia bertingkat-tingkat dalam perkara ini.
Sebagaimana aku wasiatkan kalian untuk semangat dalam persatuan dan persaudaraan diantara kalian, dan saling menasehati diantara kalian dengan cara lemah lembut dan halus, terkhusus diantara para ikhwah salafiyyin, dan menjauh dari sebab-sebab perselisihan, perpecahan, dan sebab yang menyebabkan kalian lalai dalam berdakwah dan mengalami kemunduran dalam berdakwah. Semua itu penyebabnya adalah perselisihan yang terjadi diantara kita. Jika muncul permusuhan atau perselisihan, hendaknya kedua belah pihak berusaha untuk menyelesaikannya dengan berbagai jalan dan usaha.
فلا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم
“Janganlah kalian berselisih sehingga kalian terkalahkan dan hilang kekuatan kalian.”
Dengan perselisihan menyebabkan hilangnya kekuatan, dan dakwah terbengkalai, dan hilang kekuatan islam dan kaum muslimin.
Sebagaimana Aku wasiatkan kalian untuk berhati-hati dari yayasan- yayasan hizbiyah, sebab mayoritas kepentingan mereka terfokus pada kaum muslimin di luar negeri- negeri Arab, perhatian mereka terfokus disini, Indonesia, India, Pakistan, dan kebanyakan negeri- negeri yang jauh dari negeri- negeri Arab. Mereka mengerahkan kesungguhannya hingga mampu memalingkan manusia kepada hizbiyah mereka dan kepada hawa nafsunya, terkhusus apa yang mereka miliki dari fitnah, yaitu fitnah harta, dimana Yayasan Ihya At-Turats datang dan ingin menarik para pemuda dinegeri ini kedalam hizbiyahnya, dan mereka telah berhasil menarik dan menarik sambil membawa apa yang mereka miliki dari dunia, sehingga dakwah mereka tidak memberikan hasil, dan tidak menghasilkan kecuali kehinaan yang disebabkan terperosoknya kedalam lubang hizbiyah yang bid’ah. Demikian pula pada hari-hari belakangan ini Yayasan Darul Birr juga berusaha masuk ke tengah-tengah para ikhwan kita, namun akhirnya merekapun tersingkap walhamdulillah. Yayasan ini juga merupakan yayasan hizbiyah yang merupakan saudara kandung Ihya At-Turats, yang telah memberi bantuan kepada Abul Hasan Al-Ma’ribi dan mengundangnya ke Emirat Arb untuk mengadakan pengajian- pengajian, maka hendaknya berhati- hati dari hizbiyah dan yayasan ini.
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullah:
(لا تجعل لصاحب بدعة عليك منة فيميل إليه قلبك )
“jangan engkau menjadikan ahli bid’ah berbuat baik kepadamu sehingga hatimu condong kepadanya.”
Ahli bid’ah jika datang kepadamu, memberikan sesuatu kepadamu, dan berbuat baik kepadamu dengan satu hal, dan memberikan kepadamu harta, pada awalnya mereka berkata: kami tidak menginginkan sesuatu kepadamu, dan kami tidak memberi persyaratan, kami hanya ingin membantumu saja. Namun sedikit demi sedikit hingga akhirnya mereka mampu menarikmu dan menarik dakwahmu, sehingga kamupun membela mereka. Hal ini merupakan hal yang disaksikan dan kenyataan yang terjadi pada kebanyakan mereka.
Engkau mengajar dan belajar dibawah pohon leih baik bagimu daripada binasa bersama hizbiyah – hizbiyah dan yayasan yang binasa ini, engkau tidak akan dapat menghasilkan ilmu, agama dan juga sunnah. Maka sepantasnya seseorang berhati- hati dari hizbiyah ini dan yang lainnya.
Inilah wasiat antuk diri saya pribadi dan juga untuk kalian, saya berharap kalian dapat menerimanya dan menyimaknya. Demikian pula saya ulangi kembali ucapan terima kasih atas kalian dan juga atas semangat kalian. Kami memohon kepada Allah Azza Wajalla agar memberi kami dan juga kalian kekokohan diatas sunnah, dan mematikan kami diatasnya, dan menjadikan penutup hidup kami dengan Laa Ilaaha Illallaaah, dan mewafatkan kami dan kalian dalam keadaan muslim, serta menjauhkan kami dari berbagai fitnah yang jahat baik yang nampak maupun yang tersembunyi berupa syubhat dan syahwat. Kami memohon kepada Allah agar melindungi kami darinya.
Jazakumullah khaeran wabaarakallahu fiikum
Wassalaamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Berikut transkrip dalambahasa Arab:
بسم الله الرحمن الرحيم
كلمة في هذا الصباح لأن رحلتنا تكون بعد قليل إن شاء الله فأقول : حقيقة نشكر لكم اجتهادكم في الحضور وحرصكم على طلب العلم واهتمامكم وكرم الضيافة . فهذا قلما نجده في أي بلد من البلدان وكما قلت: ما نخرج من هذا البلد حتى نتشوق إلى القدوم إليها مرة أخرى لما نراه من الأخوة الصادقة والاهتمام بالعلم عند الإخوة هنا وعندكم جميعا إن شاء الله
فأوصيكم إخوتي في لله أوصي نفسي وإياكم :
أولا: بتقوى الله تعالى والاهتمام بالطاعة والبعد عن الشبهات والشهوات والبعد عن سبيل الشيطان فإن تقوى الله هي النجاة
كما أوصيكم بالاهتمام في العلم والقراءة في الكتب والاجتهاد في ذلك وسماع الأشرطة وشروح الكتب من العلماء المعروفين وليس كل من هب ودب يسمع له ويقرأ في كتبه بل لا بد أن تعرف أن هذا الرجل من أهل العلم الموثوق في علمهم ومنهجهم وعقيدتهم حتى لا تهلك بشبهة يلقيها وأنت لا تلقي لها بالا. فلا بد من زيادة الاهتمام في العلم والتعلم. ثم أوصيكم بالاجتهاد أيضا في تعلم اللغة العربيه , كثير من الإخوة نأتي في كل سنة يكون بنفس المستوى في لغته وهذا حقا تقصير.
طالب العلم لم يتعلم ويتوسع في العلم حتى يتقن اللغة العربية , غالب كتب أهل العلم وأكثرها بهذه اللغة, والقرآن والسنة بهذه اللغة, فلا ننكر جهود الإخوة في الترجمة وغير ذلك لكن هذا لا يغني عن القراءة أو قراءة بكتب اللغة العربية , لأن الترجمة ترجع إلى فقه المترجم وإلى فهمه وإلى حسنه للغة . هذا يتفاوت فيه الناس .
كما أوصيكم بالحرص على التآلف والأخوة فيما بينكم ونصح بعضكم بعضا بالرفق واللين,خاصة بين الإخوة السلفيين والبعد عن أسباب الشقاق والفرقة واالأسباب التي تؤدي إلى انتكاس في الدعوة وضعة في الدعوة , كل ذلك يسببه الاختلاف فيما بيننا , فإن حصل عداء أو خلاف يحاول الطرفان في حله بشتى الطرق والسبل فلا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم بالتنازع تذهب الريح وتذهب الدعوة وتذهب قوة الإسلام والمسلمين
كما أوصيكم بالانتباه من الجمعيات الحزبية لأن اهتمامها في الغالب تركز على المسلمين في خارج بلاد العرب, تركزت جهودها هنا في أندونيسيا وفي الهند وفي باكستان وفي كثير من الدول التي تكون بعيدة عن بلاد العرب يبثون جهودهم حتى يستميلون الناس إلى حزبيتهم وإلى الأهواء خاصة بما عندهم من الفتنة وهي فتنة المال فتأتي جمعية إحياء التراث فتريد أن تأخذ الشباب في هذا البلد وقد أخذت وأخذت أن ذهب معها للدنيا فلم تثمر دعوتهم ولم يتحصل منه إلا الخزي بسبب انخراطه في مسلك التحزب والحزبية التي هي بدعة . وكذلك في الأيام الأخيرة حاولت جمعية البر في الدخول على إخواننا ولكنهم انقدحوا والحمد لله هذه الجمعية أيضا جمعية حزبية شقيقة إحياء التراث وهي التي نصر أبا الحسن المأربي وتدعوه تقيم له المحاضرات في الإمارات فينتبه إلى مثل هذه الحزبية والجمعيات. يقول عبد الله بن المبارك رحمه الله:
(لا تجعل لصاحب بدعة عليك منة فيميل إليه قلبك )
صاحب البدعة إذا جاءك وأعطاك وامتن عليك بأمر وأعطاك من المال وهم في البداية يقولون : نحن لا نريد منك شيئا ولا نريد شروطا ونريد أن نساعدك فقط لكن قليلا قليلا حتى يستدرجونك ويستدرجون دعوتك وتكون منهم تدافع عنهم هذا مشاهد وحاصل وهو الواقع في كثير
فلأن تدرس وتدرس تحت كل شجرة خير لك من أن تهلك مع هذه الحزبيات والجمعيات الهالكة , لن تتحصل لا على علم ولا على دين ولا على سنة فينبغي الحذر من هذه الحزبيات وغيرها
هذه وصية لكم لي ولكم أرجو أن تلقى قبولا واستماعا وأعيد الشكر وأكرره لكم وعلى حرصكم , نسأل الله عز وجل أن يثبتنا وإياكم على السنة , وأن يميتنا ويختم لنا بلا إله إلا الله وأن يتوفانا وإياكم مسلمين وأن يجيرنا بشر الفتن ما ظهر منها وما بطن وهو الشبهات والشهوات نسأل الله أن يعيذنا منها
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

http://adhwaus-salaf.or.id/nasehat-syaikh-khalid-bin-dhahawi-azh-zhafiri-hafizhahullah-ta%E2%80%99ala/

Nasehat Syekh Shalih Abdul Aziz Al-Ghusn[1] hafizhahullah untuk Ikhwah Salafiyin Indonesia


Alih bahasa oleh Imam Syuhada Al-Iskandar Al-Kotowi Al-Jawaghi
Segala puji hanya bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala) Rabbil ‘alamin, shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad yang merupakan sebaik-baik makhluk dan yang paling mulianya serta yang sangat indah akhlaknya diantara mereka, Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menyanjung Beliau dengan firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4)
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berada diatas akhlak yang agung”.
Dan juga berfirman:
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حولك (159)
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”.
Dan juga berfirman:
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ (13)
“maka maafkanlah mereka dan biarkanlah”.
Ya Ma’syaral Ahibbah! Wahai sekalian yang aku cintai! Aku wasiatkan kalian dan diriku dengan taqwa kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) baik dalam keadaan yang nampak ataupun tersembunnyi, dan taqwa kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) yaitu mematuhi segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Taqwa merupakan wasiat dari Allah (Subhanahu wa Ta’ala) untuk generasi awal dan terakhir. Sebagaimana Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا الله (131)
“Dan sungguh Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kalian kepada Allah”.
Maka ini adalah wasiat yang sangat agung yang mencakup hak-hak Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dan hak-hak para hambaNya, agar Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dita’ati tidak dimaksiati, diingat tidak dilupakan, disyukuri tidak dikufuri.
Dan taqwa merupakan wasiat dari Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) sebagaimana (yang Beliau sampaikan) didalam khutbatul wada’. Dan apabila Beliau mengangkat seseorang untuk dijadikan komando pasukan atau tentara Beliau mewasiatinya denga taqwa kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala).
Sebagaimana Beliau mewasiati Mu’adz (Radhiyallahu ‘anhu) dengan ucapannya:
اتق الله حيثما كنت
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada”.
Dan hendaklah kalian senantiasa ikhlas serta memperbaiki niat dalam ilmu dan amal, karena sesungguhnya kalian diperintahkan akan hal itu sebagaimana didalam firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala):
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (5)
“Dan tidaklah mereka itu diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama hanya kepadaNya”.
Dan:
قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي (14)
Katakanlah: “Hanya Allah saja Yang aku ibadahi dengan mengikhlaskan agamaku kepadaNya.”
Maka perbaikilah niat niscaya engkau akan termasuk dari ahlinya.
Akupun wasiatkan kalian agar bersemangat terhadap al-ilmu an-nafi’ (ilmu yang bermanfaat), tadaburilah al qur`an, dan bersemangatlah untuk mengikuti sunnah Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang Beliau sendiri telah memerintahkan akan hal itu dengan sabdanya:
فعليكم بسنتي، وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، تمسكوا بها، وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور
“Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para al-khulafa ar-rasyidin al-mahdiyin (yang telah diberi petunjuk oleh Allah) setelahku, berpegang teguhlah dengannya, dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham, dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru didalam agama”.
Akupun wasiatkan kalian dengan sesuatu yang mana Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah memerintahkannya didalam sabdanya:
لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يبع بعضكم على بيع بعض وكونوا عباد الله إخوانا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ ؛ لا يَظْلِمُهُ ، وَلا يَخْذُلُهُ ، وَلا يَحْقِرُهُ ، التَّقْوَى هَاهُنَا ، و يُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثلاث مرات بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
“Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah saling membenci, dan janganlah saling bermusuhan, dan janganlah sebagian dari kalian melakukan penjualan diatas penjualan sebagian yang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah dia menzholiminya, dan jangan pula menelantarkannya, dan jangan pula merendahkannya, taqwa itu disini, dan Beliau berisyarat pada dadanya sebanyak tiga kali, cukuplah seseorang dikatakan jahat ketika ia merendahkannya saudaranya yang muslim, setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya”.
Hadits yang mulia ini dimulai dengan peringatan dari perbuatan hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan seperti halnya api melalap kayu bakar, dan jika engkau merasakan sesuatu dari sifat tersebut maka sembunyikanlah, janganlah engkau menampakkannya dan jangan pula membicarakannya, karena sungguh telah dikatakan bahwa:
ما خلا جسد من حسد, لكن اللئيم يبديه والكريم يخفيه
“Tidak ada jasad yang terlepas dari hasad, akan tetapi orang yang hina akan menampakkannya sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya”.
Ya Ahibbati! Wahai sekalian yang aku cintai! Hendaklah kalian bersatu, saling mencintai, dan menyatukan kalimat, serta melaksanakan hak-hak yang mana Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah memerintahkan dan mewasiatkannya ketika Beliau bersabda:
حَقُّ المُسْلِم عَلَى المُسْلِم ستٌّ : إِذَا لَقيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيهِ ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأجبْهُ ، وإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ ، وإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ الله فَشَمِّتْهُ ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ رواه مسلم
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam:
Jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,
Dan jika ia menyerumu maka penuhilah seruannya,
Dan jika ia meminta nasehat darimu maka nasehatilah,
Dan jika ia bersin lalu memuji Allah (yakni mengucapkan alhamdulillah) maka doakanlah,
Dan jika ia sakit maka jenguklah,
Dan jika ia wafat maka ikutilah (yakni mengantarkannya ke pekuburan)”, diriwayatkan oleh Muslim.
Hak-hak atas saudara tidaklah terbatas pada perkara-perkara yang disebutkan dalam hadits diatas, akan tetapi ini hanyalah merupakan contoh-contoh dan arahan-arahan yang mana kita harus memahami dan memperhatikannya.
Akupun wasiatkan kalian agar menghormati para Ulama dan mengambil ilmu dari mereka, karena sesungguhnya Ulama adalah pewaris para Nabi, maka haruslah kita menghormati dan memuliakan mereka, karena sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mengangkat derajat dan meninggikan kedudukan mereka.
Dan jikalau salah seorang dari mereka keliru didalam sebagian permasalahan ijtihad, maka hal itu tidaklah menjadi penghalang untuk kita istifadah (mengambil faidah) dari ilmu-ilmu mereka, dan tidaklah ada yang selamat dari kesalahan serta kekeliruan kecuali siapa saja yang dijaga oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala), dan kesempurnaan hanyalah milik Allah (Subhanahu wa Ta’ala).
Dan hendaklah kalian berhias dengan akhlak yang baik dan adab yang mulia, karena sesungguhnya akhlak yang baik akan menyebabkan timbangan alhasanat (amal kebaikan) menjadi berat, dan sifat itupun merupakan sebab memasuki jannah, dan juga sebab yang dapat menimbulkan rasa cinta kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dan RasulNya, serta sebab untuk dekat dengan Beliau di hari kiamat kelak.
Dan tidak ada sesuatupun yang diletakkan diatas timbangan seorang hamba yang lebih berat daripada akhlak yang baik, dan sungguh seorang yang berakhlak baik akan sampai kepada derajat orang yang melakukan shalat dan shaum dikarenakannya.
Disebutkan didalam hadits Abdullah bin Amr (Radhiyallahu ‘anhuma) secara marfu':
Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda:
ألا أخبركم بأحبكم إلي وأقربكم منى مجلسًا يوم القيامة قالوا بلى قال أحسنكم خلقًا
“Maukah kalian aku beritahukan tentang seseorang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku tempat duduknya pada hari kiamat kelak?”, para sahabat menjawab: “tentu”, Beliaupun bersabda: “dia adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian”.
Dan disebutkan didalam hadits Abu Hurairah (Radhiyallahu ‘anhu):
أكثر ما يدخل الجنة تقوى الله وحسن الخلق
“(Amalan) yang paling banyak memasukkan ke jannah adalah akhlak yang baik dan taqwa kepada Allah”.
Dan termasuk dari perkara yang akan memperkuat ikatan persaudaraan, dan mempersatukan hati, serta menghilangkan (kejelekan) yang ada dalam jiwa, yaitu hendaklah seorang hamba mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, dan hendaklah menahan diri untuk menyakiti saudaranya baik itu dengan tangan, atau lisan, ataupun yang lainnya.
Sebagaimana disebutkan didalam hadits Abu Dzar (Radhiyallahu ‘anhu), ia berkata:
قلت يا رسول الله أيّ الأعمال أفضل قال الإيمان بالله والجهاد في سبيله, قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ ؟ قَالَ : تُعِينُ صَانِعًا أَوْ تَصْنَعُ لأَخْرَقَ، قُلْتُ : أرأيْتَ إنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ العَمَلِ ؟ قَالَ :  فكُفّ شَرَّكَ عَنِ النَّاسِ, فإنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ
Aku bertanya: “Wahai Rasulallah amalan apakah yang paling utama?”, Beliau menjawab: “iman kepada Allah dan jihad dijalanNya”, aku bertanya: “jika aku tidak bisa melakukannya?”, Beliau menjawab: “hendaklah engkau menolong orang yang melakukannya atau engkau beramal untuk seorang yang jahil”, aku bertanya: “apa pendapatmu jika aku tidak mampu dalam sebagian amalan?”, Beliau menjawab: “tahanlah sikap jahatmu dari manusia, karena sesungguhnya hal itu adalah shadaqah darimu untuk dirimu”.
Dan termasuk dari perkara yang akan mendatangkan rasa cinta serta akhlak yang baik yaitu hendaklah memaafkan kesalahan-kesalahan ikhwan dan janganlah mencela mereka dikarenakan kekelirua-keliruan yang terjadi, dan hendaklah berusaha dengan sungguh agar tercipta sedikitnya perselisihan, dan bersungguh-sungguhlah untuk tegak diatas kebersamaan.
Dan jika salah seorang dari ikhwan tergelincir berbuat kesalahan, maka carilah untuknya sembilan puluh udzur, dan janganlah sibuk dengan aib-aib ikhwan sedangkan engkau lupa dengan aib diri sendiri.
Sebagian Ulama (Rahimahumullah) mengatakan:
المؤمن يطلب معاذير اخوانه, والمنافق يطلب عثراتهم
“Seorang mukmin akan mencari berbagai udzur bagi saudaranya, sedangkan seorang munafik akan mencari-cari segala kesalahan mereka”.
Dan terakhir, ketahuilah:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ (90)
“Sesungguhnya Allah menyuruh untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan”.
Allah (Subhanahu wa Ta’ala) memerintahkan (agar kita berlaku) inshaf dan bersikap adil dengan seadil-adilnya walaupun hanya pada diri sendiri, atau terhadap kedua orang tua, ataupun terhadap sanak kerabat.
Dan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) memerintahkan agar kita bersegera terhadap perkara yang akan mendatangkan ampunanNya dan akan menghantarkan kedalam jannah yang luasnya seluas tujuh langit dan bumi, Dia berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين
KSA Riyadh, 29 Dzulqo’dah 1430 H
Bertepatan dengan 17 November 2009 M
 https://imamsyuhada.wordpress.com/2012/10/22/nasihat-guru-kami-untuk-kaum-salafiyin-indonesia/#more-164

Jumat, 13 Maret 2015

AUDIO NASEHAT AL-USTADZ FAISHOL ALMAIDANY HAFIDZAHULLAH


Bismillah
Berikut kami sajikan link Audio kajian nasehat para ulama ahlussunnah yang membahas masalah kekinian bersama Al-Ustadz Faishal Al-Maidani -hafizhahullah- Semoga Bermanfaat !
Total Durasi
2:22:15
✏ Bag.1 (29:58)
Bagian 1 KLIK DI SINI
✏ Bag.2 (32:12)
Bagian 2 KLIK DI SINI
✏ Bag.3 (33:35)
 Bagian 3 KLIK DI SINI
✏ Bag.4 (46:28)
 Bagian 4 KLIK DI SINI
 Link alternatif:
http://goo.gl/1ntKgF
بارك الله فيكم

Rabu, 11 Maret 2015

AUDIO MP3 : Bimbingan Ulama Ketika Fitnah Melanda

بسم الله الرحمن الرحيم




Terkait dengan ayat di atas maka kami memandang perlunya untuk memposting audio kajian yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Faishol (Medan)

Semoga bermanfaat
Silakan download audionya melalui link di bawah:

Sabtu, 07 Maret 2015

AUDIO MUHADHOROH BERSAMA : AL-USTADZ MUSTHOFA AL-BUTHONI HAFIDZOHULLOH


AUDIO MUHADHOROH
BERSAMA : AL-USTADZ MUSTHOFA AL-BUTHONI حفظه الله



Berikut adalah link download audio muhadhoroh bersama Ustadz Musthofa al-Buthoni حفظه الله تعالى

Silakan download dengan mengklik judulnya




Link alternatif: KLIK


 

Blogger news

Blogroll

About