TERCELANYA SIKAP "TALAWWUN" DALAM AGAMA ALLAH, dan
⚠ TAHDZIR DARI DUDUK DENGAN ORANG "MUTALAWWIN"
"Talawwun"/berwarna-warni dalam beragama merupakan sifat yang tercela. fal'iyadzubillah
Seorang "Mutalawwin" adalah sebutan untuk orang yang suka berwarna-warni/berubah-rubah dalam beragama. Ia mencampur adukkan antara tauhid dan syirik, antara sunnah dan bid'ah, antara haq dan batil. Mereka bukan ahlussunnah. Mereka ahlul ahwa wal fitan. fal'iyadzubillah.dan semestinya kita tidak bermudah-mudah untuk menuduh sesama ahlussunnah dengan tuduhan 'mutalawwin'.
⛵ Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata :
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Wahai Saudara-saudaraku dan anak-anakku..
📟 Tidak setiap orang yang berbicara bisa didengar
ucapannya. Seorang yang berakal akan menyeleksi ucapan yang didengarnya,
dan tidak menghafalnya kecuali yang terbaik dari ucapan yang dia
dengar. Jika dia berbicara, maka dia mengucapkan kalimat terbaik dan
terindah dari ucapan yang dihafalnya.
Ⓜ Jadi, wajib bagi setiap insan untuk memperhatikan dan berhati-hati, terkhusus di zaman ini.
Sesungguhnya ajakan-ajakan kepada kesesatan sangat banyak, Maha Suci Allah dan maha Agung, betapa miripnya malam ini dengan malam kemarin.
Sesungguhnya sunnah itu adalah pintu-pintu yang saling berkaitan.
Jika seseorang sepakat dengan kita dalam mengingkari khawarij akan tetapi menyelisihi kita dalam menyikapi murji'ah, maka DIA BUKAN seorang SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam menyikapi murji'ah akan tetapi dia membela khawarij, maka DIA JUGA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam ketaatan terhadap pemerintah kaum muslimin kemudian menyelisihi dalam hal loyalitas terhadap ahlu bid'ah, DIA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam semua perkara ini tetapi dia marah ketika ahlu bid'ah di bantah maka DIA BUKAN SUNNI.
Ⓜ Jadi, wajib bagi setiap insan untuk memperhatikan dan berhati-hati, terkhusus di zaman ini.
Sesungguhnya ajakan-ajakan kepada kesesatan sangat banyak, Maha Suci Allah dan maha Agung, betapa miripnya malam ini dengan malam kemarin.
Sesungguhnya sunnah itu adalah pintu-pintu yang saling berkaitan.
Jika seseorang sepakat dengan kita dalam mengingkari khawarij akan tetapi menyelisihi kita dalam menyikapi murji'ah, maka DIA BUKAN seorang SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam menyikapi murji'ah akan tetapi dia membela khawarij, maka DIA JUGA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam ketaatan terhadap pemerintah kaum muslimin kemudian menyelisihi dalam hal loyalitas terhadap ahlu bid'ah, DIA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam semua perkara ini tetapi dia marah ketika ahlu bid'ah di bantah maka DIA BUKAN SUNNI.
Berhujjah itu hanyalah diterima dengan sesuatu yang
tidak bisa digugat, yaitu ucapan manusia yang maksum, Nabi shallallahu
alaihi wa sallam, dan sebelum itu, firman Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala.
Adapun ucapan manusia maka setiap mereka bisa diambil ucapannya dan bisa
ditolak, diambil ucapannya jika sesuai dengan al-haq dan ditolak
kebatilan yang dia telah salah padanya.
Hendaklah diketahui bahwa :
▪ prinsip al-Wala' wa al-Bara' TETAP BERLAKU-alhamdulillah- dan
▫menjauhi pengekor hawa nafsu dan ahlu bid'ah serta membenci mereka, TETAP BERLAKU -alhamdulillah- walaupun mereka dari anak-anak kita.
▪Menjelaskan al-haq yang mereka ada padanya dan menegakkan syari'at Allah Jalla wa 'Ala TETAP ADA, walaupun terhadap anak-anak kita,
maka dengan cara inilah PEMBELAAN terhadap agama Allah Tabaraka wa Ta'ala.
▪ prinsip al-Wala' wa al-Bara' TETAP BERLAKU-alhamdulillah- dan
▫menjauhi pengekor hawa nafsu dan ahlu bid'ah serta membenci mereka, TETAP BERLAKU -alhamdulillah- walaupun mereka dari anak-anak kita.
▪Menjelaskan al-haq yang mereka ada padanya dan menegakkan syari'at Allah Jalla wa 'Ala TETAP ADA, walaupun terhadap anak-anak kita,
maka dengan cara inilah PEMBELAAN terhadap agama Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Jika yang engkau inginkan adalah keridhaan Allah dan
negeri akherat, maka WAJIB atasmu menegakkan syari'at Allah dan
Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar