Edited by Hafidz Abu Abdillah
[Khutbah Pertama]
اِنَّ الْحَمْد لله نَحْمَدُهُ وًنَسْتَعِنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُباللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَلِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ ﷲُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
ﷲُ وَحدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا ﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ
إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ال عمران : ١۰٢)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا ﷲَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ ﷲَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
(النساء : ١)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوﷲَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ ﷲَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ( الاحزاب : ٧۰ – ٧١)
أَمَّا بَعْدُ :
فَاِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ ﷲ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
صَلَّى ﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَتٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةً وَكُلَّ ضَلاَ لَةٍ في النّارِ.
Allahu Akbar…Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu akbar walillahil hamd
Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia,
Pertama-tama, kami berwasiat kepada diri sendiri, kemudian
kepada para jama’ah, hendaklah kita tetap bertakwa kepada Allah Ta’ala dan
bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Allah
Ta’ala telah menganugerahkan kepada kita dîn (agama) yang mulia ini, yaitu
al-Islam. Allah telah menyempurnakan dan ridha Islam menjadi agama kita, dan
sungguh, Allah Ta’ala telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agamamu. (Qs al-Mâidah/5:3).
Pada hari yang berbahagia ini, kaum Muslimin di seluruh
pelosok dunia, hingga pojok-pojok kota-kota, bahkan sampai ke pelosok desa dan
gunung-gunung, semua membesarkan asma Allah Ta’ala, mengumandangkan takbir,
tahlil dan tahmid. Kita dengar, lantunan kalimat ini menggetarkan angkasa dan
merasuk ke dalam hati kita. Subhanallah, kaum Muslimin seluruhnya melantunkan
syukur atas kenikmatan yang dianugerahkan Allah Ta’ala, setelah sebelumnya
melaksanakan ibadah di bulan yang dimuliakan, yaitu ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kemenangan ini, insya
Allah kita raih, yang tidak lain dengan meningkatkan takwa dan amal shalih. Dan
jadilah diri kita sebagai insan yang benar dalam keimanan. Maka, hendaklah kita
juga bersyukur, karena Allah Ta’ala telah memberikan hidayah kepada kita berupa
akidah yang benar, sementara itu masih banyak orang yang tidak mendapatkannya.
Ketahuilah! Akidah kita merupakan akidah yang paling kuat,
amalan kita merupakan amalan yan paling sempurna, dan tujuan hidup kita
merupakan tujuan yang paling mulia. Akidah kita, yaitu beriman kepada Allah
Ta’ala, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para
rasul-Nya, kepada hari akhir dan beriman terhadap takdir Allah, takdir yang
buruk maupun takdir baik.
Kita beriman kepada Allah Ta’ala, nama-nama-Nya dan
sifat-sifat-Nya. Karena kita dapat menyaksikan tanda-tanda-Nya pada segala
sesuatu yang menunjukkan bahwa Allah itu Ahad. Hanya satu.
Pada diri manusia terdapat tanda, di langit, di bumi, pada
perputaran siang dan malam, pada tiupan angin, pada arak-arakan awan yang
diterbangkan antara langit dan bumi, dan pada semua makhluk, sungguh terdapat
tanda-tanda yang menunjukkan keesaan Allah Ta’ala, menunjukkan
kemahakuasaan-Nya, rububiyah-Nya, keluasan ilmu, hikmah, dan menunjukkan
kemahamurahan Allah Ta’ala. Karena alam raya ini tidak mungkin ada dengan
sendirinya atau ada dengan tiba-tiba. Alam raya ini pasti ada yang menciptakan
dan mengaturnya. Dia-lah Allah Rabbul-’Âlamin yang tidak sekutu bagi-Nya.
Allahu Akbar…Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Jama’ah solat idul fitri yang semoga dirahmati oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala,
Sesungguhnya sebesar-besar apa yang diperintahkan Allah
adalah tauhid, yaitu ifrodullahi fil ibadah (mengesakan Allah dalam ibadah).
Dan sebaliknya, hal terbesar yang dilarang oleh Allah adalah kesyirikan, yaitu
menyebah kepada selain Allah bersamaan dengan menyembah Allah. Allah berfirman,
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ
بِهِ شَيْئاً
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. (QS An Nisa’: 36)
Untuk itu pada kesempatan khutbah idul fitri yang mulia ini,
kami ingin menyampaikan tentang urgensi (pentingnya) tauhid dan bahaya syirik.
Allahu Akbar…Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu akbar
walillahil hamd
Jama’ah solat idul fitri Rahimakumullah,
Diantara pentingnya tauhid adalah:
Pertama, bahwasanya manusia diciptakan Allah untuk
bertauhid, yaitu menyembah kepada Allah semata. Allah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku (Alloh) tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali agar mereka beribadat (semata-mata) kepada-Ku. (QS adz-Dzariyat: 56)
Kedua, Tauhid adalah inti dakwah Para Nabi dan Rasul
Para Nabi dan Rasul diutus kepada umatnya masing-masing
dengan syariat yang berbeda-beda. Tetapi inti dakwah mereka sama yaitu
tauhidullah (menjadikan ibadah hanya kepada Allah semata). Allah berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً
أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS An
Nahl: 36)
Allah juga berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ
إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS Al Anbiyaa’: 25)
Ketiga, tauhid menyebabkan masuk surga, sedang syirik
menjerumuskan kedalam neraka.
Allah berfirman,
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS Al
Ma’idah: 72)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas
neraka bagi seseorang yang mengucapkan la ilaha illallah karena mengharap wajah
Allah” [HR Bukhari dan Muslim]
Diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Jabir
radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa menemui Allah dalam
keadaan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu maka ia masuk surga.
Barangsiapa menemui Allah dalam keadaan mempersekutukanNya dengan sesuatu maka
masuk neraka”
Keempat, tauhid dalam menghapus dosa sedang syirik menghapus
pahala/amalan
Disebutkan dalam sebuat hadits qudsi, Rasulullah bersabda,
Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak adam, seandainya kamu menemuiku dengan dosa
sepenuh bumi lalu menemuiku dalam keadaan tidak mempersekutukanKu dengan
sesuatu apapun maka Aku akan datang dengan ampunan sepenuh bumi (juga)” [HR
Tirmidzi, hasan]
Allah berfirman,
وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا
كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS Al An’am: 88)
Allahu Akbar…Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Jama’ah solat idul fitri yang berbahagia,
Demikianlah sebagian gambaran pentingnya tauhid dan bahaya
syirik. Semoga kita dan kaum muslimin sekalian dijadikan sebagai orang yang
bertauhid dan dijauhkan dari syirik.
Mari kita berupaya untuk menjaga tauhid yang kita miliki dan
menjauhi segala bentuk kesyirikan. Jangan sampai kita terjerumus kedalam
kesyirikan yang mana itu adalah dosa terbesar dan Allah tidak akan mengampuni
dosa kesyirikan. Allah berfirman,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى
إِثْماً عَظِيماً
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.” (QS An Nisa’: 48)
Diantara cara terpenting menjauhi kesyirikan adalah dengan
mempelajari tauhid dan kesyirikan. Betapa banyak orang yang jatuh ke dalam
kesyirikan karena ketidaktahuan. Selain itu hendaknya kita banyak berdoa dan
menanamkan rasa takut dalam diri kita agar tidak terjatuh dalam kesyirikan.
Nabi Ibrahim takut terjatuh ke dalam kesyirikan padahal
beliau adalah imamul muwahidin (imamnya orang-orang yang bertauhid) dan
bapaknya para nabi. Beliau senantiasa berdo’a,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta
anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. (QS Ibrahim: 35)
Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia,Sebelum mengakhiri khutbah ini, kami ingin memberikan nasihat kepada kaum wanita, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan nasihat kepada para wanita.
Hendaklah kaum wanita bertakwa kepada Allah Ta’ala pada urusan wanita itu sendiri. Hendaklah kaum wanita menjaga aturan-aturan Allah, memelihara hak-hak para suami dan anak-anaknya.
Ingatlah! Wanita shalihah itu, ialah wanita yang taat dan menjaga apa yang harus dijaganya saat suami tidak ada. Seorang wanita jangan silau dan terpedaya dengan perilaku sebagian wanita yang senang keluar rumah (misal ke pasar, atau ke tempat lainnya) dengan dandanan norak, bau semerbak menusuk hidung, pamer kecantikan, atau dengan mengenakan pakaian tipis transparan.
Ingatlah! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ
أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا (وَذَكَرَ) وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ
الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا
Ada dua kelompok penduduk neraka yang belum pernah aku lihat (lalu
beliau n menyebutkan) wanita berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan
lenggak-lenggok, kepala mereka bagaikan leher unta meliuk-liuk. Mereka tidak
masuk surga dan tidak mendapatkan aroma surga. (H.R. Muslim).Sehingga, jika seorang wanita terpaksa harus pergi ke pasar, maka berjalanlah dengan tenang, jangan berdesakan dengan kaum lelaki, jangan bersuara keras, dan jangan pula mengenakan pakaian yang dibenci pada anakmu, dan begitu pula jangan meniru pakaian kaum lelaki. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat perempuan yang meniru kaum laki-laki, dan juga kaum laki-laki yang meniru gaya kaum perempuan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kaum wanita,
رَأَيْتُكُنَّ
أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ِلأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ
الْعَشِيرَ
Aku melihat kebanyakan penghuni neraka itu adalah kalian. Kalian sering
melaknat dan kufur terhadap suami. (H.R. al Bukhari Muslim).
Kiranya sekian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan
khutbah ini. Semoga kita dapat mengambil manfaat darinya. Allahu ta’ala a’lam
bisshowab.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ
وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
اَلْعَالَمِينَ
—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar